
Pekalongan, 17-19 Juni 2025 – Dalam rangka mendukung pengembangan industri batik lokal, khususnya batik yang dibuat di atas media seng, program “Batik Seng Naik Kelas” sukses digelar selama tiga hari di Griya Batik Mas, Pekalongan. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas para perajin batik seng melalui pelatihan intensif sekaligus magang praktik langsung.
Latar Belakang
Batik adalah warisan budaya Indonesia yang sudah diakui dunia. Kota Pekalongan sebagai salah satu pusat batik ternama memiliki ragam motif dan teknik membatik yang kaya. Namun, inovasi batik di atas media alternatif seperti seng mulai diminati oleh komunitas kreatif sebagai solusi ramah lingkungan dan inovasi produk kerajinan. Sayangnya, perajin batik seng masih menghadapi tantangan mulai dari keterbatasan teknik, kualitas produk, hingga pemasaran.
Menyikapi hal tersebut, Dispora Jawa Tengah bekerjasama dengan Griya Batik Mas Pekalongan menginisiasi pelatihan dan magang dengan tema “Batik Seng Naik Kelas” untuk membekali peserta dengan keterampilan teknis dan strategi pemasaran yang memadai agar produk batik seng dapat bersaing di pasar yang lebih luas.
Pelaksanaan Kegiatan
Hari Pertama: Sejarah, Filosofi, dan Teknik Dasar Batik
Pada hari pertama, peserta diajak mengenal sejarah batik Pekalongan, memahami filosofi di balik motif khas seperti Mega Mendung, Ceplok, dan Parang. Narasumber dari Griya Batik Mas memberikan wawasan mendalam mengenai teknik membatik tradisional yang kemudian diaplikasikan pada media seng. Peserta juga berdiskusi tentang tantangan unik membatik pada seng, yang berbeda tekstur dan sifatnya dibandingkan kain.
Hari Kedua: Praktik Membatik dan Eksplorasi Kreatif
Hari kedua adalah puncak kegiatan pelatihan di mana peserta melakukan praktik membatik secara langsung. Dengan bimbingan mentor profesional, mereka mencoba teknik canting dan pewarnaan malam pada seng. Kreativitas peserta diuji dengan mencoba variasi motif dan eksperimen pewarnaan menggunakan bahan alami. Selain belajar teknik, peserta juga mendapatkan ilmu pengolahan seng agar produk akhir lebih awet dan estetik.
Hari Ketiga: Pemasaran, Branding, dan Naik Kelas
Di hari terakhir, fokus dialihkan pada aspek pemasaran dan pengembangan bisnis. Peserta mendapatkan pelatihan tentang cara membranding produk batik seng agar sesuai dengan tren pasar modern, memanfaatkan media sosial dan marketplace untuk meningkatkan penjualan, serta strategi berpartisipasi dalam pameran kerajinan lokal maupun nasional. Diskusi juga menyinggung pentingnya kemasan produk yang menarik dan ramah lingkungan.
Dampak dan Harapan
Pelatihan ini diharapkan membuka jalan bagi perajin batik seng untuk meningkatkan kualitas produknya, memperluas jaringan pemasaran, dan meningkatkan nilai jual. Dengan modal keterampilan dan pengetahuan baru, para perajin siap “naik kelas” dari produksi rumahan menjadi pelaku usaha kreatif profesional yang mampu bersaing di pasar domestik maupun internasional.
Selain itu, kegiatan ini juga mendukung pelestarian budaya sekaligus inovasi berbasis lokal yang berkelanjutan. Para pemuda dan pelaku UMKM yang terlibat mendapatkan pengalaman berharga dan motivasi untuk terus berkarya dan berinovasi.
Kesimpulan
Program “Batik Seng Naik Kelas” bukan sekadar pelatihan, tapi sebuah langkah strategis untuk membangun ekosistem kreatif yang kuat dan berdaya saing. Dengan dukungan instansi terkait dan semangat para pelaku seni batik, Pekalongan akan semakin dikenal sebagai kota batik inovatif yang tidak hanya melestarikan tradisi, tapi juga mengakomodasi perkembangan zaman.
Kami mengapresiasi semua pihak yang telah berkontribusi dan berharap pelatihan ini menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan potensi seni dan kerajinan lokal mereka.
#BatikSengNaikKelas #BatikPekalongan #GriyaBatikMas #PelatihanBatik #BatikIndonesia #UMKMNaikKelas #KerajinanIndonesia #BudayaIndonesia #BatikKreatif #PekalonganBatik #InovasiBatik #PemudaBerkarya #KriyaIndonesia
0 Komentar