Hiasan rumah atau fashion yang unik tidak selalu dibeli dengan harga yang mahal. Anda bisa memanfaatkan benda-benda di sekitar rumah untuk menciptakan kreasi yang menarik. Salah satunya dengan menggunakan ecoprint yang memanfaatkan dedaunan atau bunga yang tumbuh di pekarangan sebagai bahan dasar pengganti cairan kimia.

Pewarnaan dengan menggunakan unsur-unsur alami ini tidak akan mengakibatkan kerusakan bumi. Teknik alami ini membutuhkan waktu yang lama, tapi disinilah letak keindahannya. Proses pewarnaan alami membuat kita belajar untuk menghargai alam yang telah memberikan kehidupan.
Ecoprint disebut unik karena tidak bisa diulang. Bahan pewarna (daun atau bunga) yang digunakan tidak sama, bahan pewarna yang digunakan di satu tempat dan di tempat lain akan berbeda. Bahkan dua sisi daun yang digunakan pun tidak bisa sama.
Ecoprint merupakan teknik cetak yang menggunakan pewarna alami. Teknik sederhana yang tidak melibatkan mesin atau cairan kimia. Teknik ini diaplikasilan pada bahan berserat alami seperti kain kanvas atau katun yang mampu menyerap warna dengan baik.
Pencetakan yang ramah lingkungan ini dilakukan dengan menyerap pigmen dari tumbuhan untuk membuat warna yang menarik. Pewarnaan ini dilakukan dengan menimbulkan warna tertentu pada serat selulosa (kapas, linen) atau protein (sutra, wol) tanpa mewarnai benang secara merata.
Berbeda dengan teknik pewarnaan yang dilakukan di pabrik dengan menggunakan bahan kimia. Pewarnaan tradisional atau ecoprint ini lebih memanfaatkan tanaman yang tidak dikenal sebagai sumber pewarna. Hasil pencetakan ecoprint ini sangat bervariasi sesuai dengan jenis tanaman, bagian tanaman yang digunakan, waktu pengolahan, tingkat pH, kualitas air, metode pengolahan, jenis serat (selulosa, sintetis atau protein) dan lainnya.
Cara yang paling sederhana dilakukan untuk proses ecoprint adalah dengan meletakkan bunga atau daun di atas kain, kemudian memukulnya dengan menggunakan palu. Daun atau bunga akan meninggalkan bekas warna pada kain. Proses sederhana ini tidak membutuhkan waktu lama. Namun hasil pewarnaannya juga akan tetap unik dan menarik.
Proses ecoprint yang sebenarnya membutuhkan waktu yang lama. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan awet. Berikut adalah langkah yang dilakukan untuk proses ecoprint :
- Memilih daun dan bunga yang akan digunakan sebagai bahan pewarna kain. Sebaiknya daun atau bunga diambil pada saat musim panas karena warna daun atau bunga akan cepat pudar setelah terkena hujan.
- Sebagai pemula Anda bisa menggunakan kain dengan bahan sutra atau wol. Setelah melakukan beberapa eksperimen Anda bisa beralih pada kain yang terbuat dari bahan yang lain.
- Letakkan daun atau bunga pada bagian kain yang Anda inginkan. Buatlah bundel yang ketat.
- Proses selanjutnya adalah pencetakan. Jika Anda menginginkan proses yang lebih singkat, Anda bisa merebus atau mengukus bundelan kain yang sudah dibuat. Proses ini biasanya membutuhkan waktu antara 30 menit sampai 6 jam. Warna daun atau bunga akan mulai masuk ke dalam kain. Warna daun atau bunga tertentu akan mulai pudar jika proses ini dilakukan dalam waktu yang terlalu lama. Maka periksalah secara teratur dan tambahkan air jika diperlukan.
- Cara lain yang bisa Anda lakukan adalah dengan meletakkan buntelan kedalam ember yang berisi air, kemudian letakkan di tempat panas.
- Proses pewarnaan berikutnya adalah dengan mengubur buntelan di dalam tanah, kemudian membukanya setelah beberapa bulan.
- Jika pewarnaan dilakukan dengan cara memasak atau merendam di bawah sinar matahari, setelah di keluarkan buntelan bisa dibuka dan biarkan hingga dingin atau kering.
Anda bisa berkreasi dengan berbagai macam daun atau bunga. Jenis daun yang cocok digunakan untuk teknik ecoprint adalah yang berbentuk agak pipih, sedikit tebal dan mempunyai kandungan air cukup banyak. Kandungan air ini sangat mempengaruhi keberhasilan proses ecoprint. Oleh sebab itu Anda harus lebih selektif dalam memilih bahan pewarnanya.
source:https://www.wanita.me/ecoprint/
source:https://www.wanita.me/ecoprint/
0 Komentar