Pada tanggal 26 April 2025, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menyelenggarakan pelatihan bertajuk “Literasi Batik di Indonesia dan Prospeknya di Dunia” yang bertempat di Griya Batik Sengguruh, Kabupaten Malang. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kampus dalam mendorong mahasiswa agar lebih mengenal, memahami, serta terlibat dalam pelestarian budaya bangsa — khususnya batik, sebagai warisan tak benda yang telah diakui oleh UNESCO.
Pelatihan ini diikuti oleh puluhan mahasiswa dari berbagai jurusan, yang datang dengan semangat tinggi untuk belajar langsung dari pelaku industri batik. Griya Batik Sengguruh sebagai tuan rumah menyambut hangat dengan menyediakan ruang edukasi dan demonstrasi pembuatan batik tulis dan cap, serta memperkenalkan inovasi batik pada media kulit sebagai bentuk pengembangan produk.
Menggali Literasi Budaya Lewat Pengalaman Langsung
Kegiatan diawali dengan pengenalan sejarah batik Indonesia — mulai dari asal-usulnya, persebaran motif khas tiap daerah, hingga makna filosofis di balik corak yang sering kali merepresentasikan nilai spiritual, sosial, hingga strata masyarakat. Mahasiswa tampak antusias ketika diajak berdialog mengenai bagaimana batik tidak sekadar kain bercorak, tetapi sarat makna dan cerita.
Salah satu nilai lebih dari pelatihan ini adalah metode praktik langsung. Peserta diajak untuk mencoba mencanting, melihat proses pewarnaan alami, hingga diskusi tentang teknik ramah lingkungan yang kini mulai banyak dikembangkan oleh pengrajin, termasuk di Batik Sengguruh.
Batik dan Peluang Global
Dalam sesi diskusi, pembicara dari Batik Sengguruh juga memaparkan bagaimana batik Indonesia kian diminati di pasar internasional. Berkat gerakan fesyen etnik dan tren sustainable fashion, batik memiliki daya tarik tersendiri karena mengusung nilai tradisi, keunikan motif, serta proses handmade yang tidak bisa digantikan oleh mesin.
Beberapa contoh brand lokal yang telah menembus pasar luar negeri juga menjadi inspirasi peserta. Ditekankan bahwa untuk bisa bersaing global, pelestarian budaya harus dibarengi dengan inovasi desain, konsistensi kualitas, dan kemampuan adaptasi terhadap selera pasar.
Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Berbasis Budaya
Pelatihan ini juga bertujuan membangkitkan semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Diharapkan setelah mengenal lebih dalam proses dan nilai batik, peserta dapat menjadikannya sebagai peluang usaha atau bahkan menjadi duta batik di lingkungan masing-masing. Mahasiswa diajak untuk memandang batik tidak hanya sebagai warisan yang harus dilestarikan, tetapi juga sebagai potensi ekonomi kreatif yang bisa membuka lapangan kerja dan membawa nama Indonesia di kancah global.
Penutup
Pelatihan “Literasi Batik di Indonesia dan Prospeknya di Dunia” yang diselenggarakan di Griya Batik Sengguruh ini menjadi momentum penting untuk mempertemukan dunia akademik dengan pelaku budaya secara langsung. Melalui kegiatan ini, mahasiswa mendapatkan pengalaman yang tidak hanya bersifat edukatif tetapi juga inspiratif — membekali mereka dengan pemahaman, kebanggaan, serta visi untuk membawa batik semakin mendunia.
Semoga kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut, agar lebih banyak generasi muda yang bangga dan berperan aktif dalam menjaga serta mengembangkan warisan budaya Indonesia.
0 Komentar